Tanpa Pemangkasan Suku Bunga FED, Macquarie : Peluang AS Kena Resesi Lebih Besar

Investing.com – Tanpa penurunan suku bunga Federal Reserve, resesi AS akan lebih mungkin terjadi, analis Macquarie memperingatkan dalam sebuah catatan pada hari Rabu, menandai tanda-tanda kelemahan pasar tenaga kerja yang meningkat yang terlihat dalam laporan konsumen terbaru.

“Kami tidak mengatakan bahwa resesi akan datang, tetapi jika tidak ada penurunan suku bunga Fed yang akan terjadi, resesi akan lebih mungkin terjadi,” kata para analis yang menunjuk pada tanda-tanda “mengkhawatirkan” dari pelemahan pasar tenaga kerja yang terlihat dalam laporan konsumen yang dirilis hari Selasa.

Berdasarkan wawancara dengan responden dalam penyusunan Laporan Konsumen US, responden yang menyatakan mudahnya mencari pekerjaan (peluang kerja berlimpah) turun menjadi 32,8% dari 33,4%. Sementara responden yang menyatakan kesulitan mencari pekerjaan sebanyak 16,4%. Macquarie mengatakan bahwa selisih ‘peluang kerja berlimpah’ dan ‘kesulitan mencari pekerjaan’ ini merupakan selisih tertinggi sejak 2021 ketika pengangguran di level 6,1%.

Para analis juga menandai indikator lain termasuk penurunan tingkat perekrutan dan tingkat berhenti bekerja selama 2015-2017 ketika pengangguran berkisar antara 4,3% dan 4,9%.
Macquire menganalisis bahwa tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja diperkirakan akan tercermin dalam laporan ketenagakerjaan bulan Agustus, yang akan dirilis pada 6 September, dan dapat menunjukkan tingkat pengangguran yang lebih tinggi, kemungkinan mencapai 4,5%.
Kekhawatiran mengenai prospek pasar tenaga kerja telah meningkatkan spekulasi mengenai penurunan suku bunga the Fed yang agresif, dengan para pedagang di pasar swap memperkirakan 99 basis poin penurunan suku bunga the Fed antara saat ini dan akhir tahun.
Prospek ini kontras dengan sikap Bank Sentral Eropa, yang tetap tidak terlalu dovish karena mandat tunggal untuk mengendalikan inflasi.
Perbedaan dalam pendekatan bank sentral ini telah berkontribusi pada pelemahan dollar baru-baru ini, dengan euro dan pound menguat terhadap dollar AS. Namun Menurut Macquarie tren ini mungkin akan segera berakhir dengan melihat potensi ketidakpastian politik di Eropa dan Inggris.

Artikel Terkait