Menuju FOMC Terakhir 2024, Ini Intisari Pidato Para Pejabat Fed & Ekonomi AS

Menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terakhir tahun ini pada 17-18 Desember, perhatian terpusat pada langkah-langkah kebijakan moneter selanjutnya dari Federal Reserve. Dengan konsensus pasar berupa ekspektasi pengurangan suku bunga sebesar seperempat poin, pada minggu pertama Desember ini beberapa pejabat Fed menyuarakan pandangan mereka tentang perkembangan terakhir ekonomi AS dan proyeksi kebijakan suku bunga untuk 2025.

Pandangan Pejabat Fed tentang Pasar Tenaga Kerja dan Inflasi

Presiden Federal Reserve Bank of Chicago, Austan Goolsbee, menyatakan optimisme bahwa suku bunga akan berada pada tingkat yang lebih rendah tahun depan, meskipun ia menekankan pentingnya pendekatan hati-hati mengingat kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi. Data terbaru menunjukkan 227.000 lapangan kerja ditambahkan pada November, sementara pengangguran sedikit meningkat menjadi 4,2%, mencerminkan pasar tenaga kerja yang stabil namun sedikit mendingin. Goolsbee mengatakan bahwa kebijakan moneter harus berdampak netral bagi perekonomian, dan saat ini, tingkat netral diperkirakan berada di sekitar 3%.

Pejabat Fed Goolsbee juga mengungkapkan keyakinan bahwa produktivitas tenaga kerja yang meningkat baru-baru ini dapat terbukti berkelanjutan dan dapat menambah kepercayaan pada proyeksi inflasi yang melambat. Hal ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan AS dan mengurangi dampak pembatasan tenaga kerja yang mungkin timbul karena penuaan populasi atau aturan imigrasi yang lebih ketat.

Presiden Fed Cleveland, Beth Hammack, dalam pidato kebijakan pertamanya, juga menekankan bahwa ekonomi yang tangguh dan inflasi yang masih tinggi mendorong perlunya sikap moneter yang tetap restriktif. Dia mencatat bahwa pasar keuangan saat ini memperkirakan rangkaian pemotongan suku bunga yang lebih lambat pada tahun 2025, mencerminkan pandangan bahwa kebijakan perlu disesuaikan dengan kondisi ekonomi yang berlaku.

Pandangan Kewaspadaan dari Pejabat Fed

Di sisi lain, Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman menunjukkan kekhawatiran terhadap risiko inflasi yang masih ada dan kesulitan dalam menafsirkan data pasar tenaga kerja yang terus berfluktuasi. Dia menganjurkan agar Fed bergerak dengan hati-hati dalam mengambil keputusan pemotongan tarif, mencerminkan ketidakpastian validitas data pasar tenaga kerja serta inflasi yang tetap kuat.

Kenaikan sentimen konsumen, didorong oleh kenaikan Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan ke 74,0, juga memberikan keyakinan lebih kuat akan daya tahan ekonomi AS. Kenaikan ini diikuti dengan ekspektasi inflasi tahunan konsumen yang meningkat, yang mencerminkan kekhawatiran dari pihak Demokrat terhadap potensi tekanan harga dari kebijakan tarif yang diantisipasi oleh Presiden terpilih Donald Trump.

Faktor Pasar dan Ekspektasi

Dengan dolar AS yang rebound ke sekitar 106 pada hari Jumat (6/12), yang mencerminkan optimisme tentang ekonomi AS dan ketahanan terhadap pemotongan suku bunga, investor memandang ekonomi AS lebih tangguh dibandingkan wilayah seperti Eropa dan Kanada. Peningkatan pertumbuhan pekerjaan, sentimen konsumen yang meningkat, dan sikap berhati-hati Fed terhadap pemotongan lebih lanjut mendukung kekuatan dolar.

Sejumlah pejabat Fed, termasuk Presiden Fed San Francisco Mary Daly, menyatakan bahwa meskipun tidak ada kecemasan terhadap pemotongan bulan ini, pendekatan yang lebih bijak diperlukan saat tarif mendekati titik di mana mereka seharusnya berhenti menurun. Daly sebelumnya menyebutkan bahwa suku bunga jangka pendek mungkin perlu berakhir di sekitar 3%, menunjukkan bahwa sementara ekonomi tetap kuat dan inflasi tetap tinggi, penyesuaian kebijakan moneter harus dilakukan secara bertahap untuk mencapai keseimbangan yang tepat.

Meskipun terdapat optimisme, ada juga perdebatan internal tentang apakah harus ada jeda dalam pemotongan tarif tahun depan. Mengikuti data pasar tenaga kerja yang kuat, probabilitas pemotongan suku bunga pada pertemuan Desember telah meningkat menjadi 85%, dengan ekspektasi bahwa biaya pinjaman jangka pendek akan turun lagi sebesar 75 basis poin tahun depan. Proyeksi ini akan diperbarui pada pertemuan Desember.

Secara keseluruhan, kebijakan Fed saat ini bertujuan untuk menavigasi tantangan inflasi dan pasar tenaga kerja sambil menjaga ekonomi tetap bergerak ke arah pertumbuhan yang stabil. Para pejabat terus menyesuaikan kebijakan moneter agar sesuai dengan perkembangan ekonomi, dengan harapan mencapai keseimbangan antara inflasi yang rendah dan pasar tenaga kerja yang kuat.

Artikel ini diterbitkan oleh investing.com

Artikel Terkait