Investing.com – Harga Minyak Mentah sebagian besar tidak berubah di perdagangan Asia pada hari Senin karena pasar tetap berhati-hati menjelang potensi pengumuman tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump, dan menimbang kemungkinan kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina.
Pada pukul 21:32 WIB (02:32 GMT), Minyak Brent Berjangka sebagian besar stabil di $74,76 per barel, sementara Minyak Mentah WTI Berjangka yang akan jatuh tempo pada bulan Maret juga tidak banyak berubah di $70,69 per barel.
Para pedagang berhati-hati di tengah kekhawatiran perang dagang dan kekhawatiran pasokan
Pengumuman tarif Presiden Trump minggu lalu menghidupkan kembali kekhawatiran akan perang dagang global, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak mentah.
Para analis memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan mitra dagangnya, terutama Tiongkok, dapat sangat membebani pasar energi global.
Sementara itu, Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa ia mungkin akan segera bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mendiskusikan penghentian perang Ukraina, menekankan upayanya untuk perdamaian dan keyakinannya bahwa kedua pemimpin tersebut ingin berhenti berperang.
Hal ini menambah sentimen bearish. Sebuah resolusi untuk konflik ini dapat mengarah pada pencabutan sanksi terhadap ekspor minyak Rusia, yang berpotensi meningkatkan pasokan global.
Rusia adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia, dan peningkatan signifikan dalam ekspornya dapat mengimbangi pengurangan pasokan yang diterapkan oleh OPEC+ awal tahun ini.
Komentar Fed menjadi fokus setelah inflasi yang beragam
Minggu ini, pasar keuangan siap untuk memantau dengan seksama serangkaian pidato dari para pejabat Federal Reserve, dimulai dengan anggota Komite Pasar Terbuka Federal Patrick Harker dan Michelle Bowman pada hari Senin.
Pandangan mereka terutama diantisipasi setelah data inflasi minggu lalu, yang menunjukkan kenaikan tahunan sebesar 3% pada Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Januari, sedikit di atas angka 2,9% pada bulan sebelumnya.
Kenaikan inflasi yang tidak terduga ini semakin meredam ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
Lintasan suku bunga memiliki implikasi yang signifikan untuk pasar minyak. Suku bunga yang lebih tinggi dapat memperkuat dolar AS, membuat minyak menjadi lebih mahal bagi para pemegang mata uang lain, dan berpotensi mengurangi permintaan. Sebaliknya, indikasi pergeseran dovish dapat melemahkan dolar, sehingga memberikan dukungan pada harga minyak.