Investing.com – Harga emas naik di sesi perdagangan Asia pada hari Selasa, mendekati level tertinggi baru di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga mulai September.
Namun kenaikan emas dibatasi oleh beberapa ketahanan dalam dolar, karena meningkatnya spekulasi bahwa Donald Trump akan memenangkan masa jabatan kedua sebagai presiden mendorong greenback.
Spot gold naik 0,2% menjadi $2,427.77 per ons, sementara gold futures yang akan berakhir pada bulan Agustus naik 0,1% menjadi $2,432.30 per ons pada pukul 11:46 WIB.
Emas mendekati rekor tertinggi karena spekulasi penurunan suku bunga meningkat
Harga spot saat ini kurang dari $30 dari rekor tertinggi sekitar $2.450 yang dicapai pada akhir Mei.
Kenaikan logam mulia baru-baru ini didorong terutama oleh meningkatnya spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September, menyusul pembacaan inflasi yang lemah dan sinyal yang agak dovish dari bank sentral.
Ketua Fed Jerome Powell pada hari Senin mengatakan bahwa bank telah mendapatkan keyakinan yang meningkat bahwa inflasi akan turun. Meskipun dia tidak secara langsung mengisyaratkan penurunan suku bunga, pasar menganggap komentarnya berarti penurunan suku bunga sudah dekat.
Para trader terlihat sepenuhnya memperkirakan ekspektasi bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga pada bulan September, dan saat ini memperkirakan peluang hampir 90% untuk penurunan 25 basis poin, menurut CME Fedwatch.
Logam mulia lainnya menguat karena gagasan ini, tetapi beragam pada hari Selasa. Platinum futures turun 0,3%, sementara silver futures naik 0,2%.
Ketahanan dolar membatasi kenaikan emas, Trump menjadi fokus
Namun, pemulihan pada dollar menghambat kenaikan emas, terutama karena greenback rebound dari level terendah lebih dari satu bulan minggu ini.
Dolar didukung terutama oleh meningkatnya spekulasi bahwa Trump akan mengamankan masa jabatan kedua. Hal ini terjadi karena upaya pembunuhan yang gagal terhadap mantan presiden tersebut tampaknya telah sangat meningkatkan popularitasnya, menempatkannya di depan Joe Biden dalam pemilihan presiden.
Trump diperkirakan akan memberlakukan lebih banyak kebijakan perdagangan proteksionis, yang berpotensi meningkatkan inflasi dan mendukung dolar.
Tembaga stabil di tengah-tengah kegelisahan China
Di antara logam-logam industri, harga tembaga mendatar karena prospek logam merah ini dibayangi oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap China.
Patokan copper futures di London Metal Exchange turun 0,1% menjadi $9.795,50 per ton, sementara copper futures satu bulan naik 0,2% menjadi $4,521 per pon.
Data PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) yang lebih lemah dari perkiraan dari China menimbulkan keraguan akan pemulihan ekonomi di negara tersebut, yang dapat menjadi pertanda buruk bagi permintaan tembaga.
Selain itu, kepresidenan Trump dapat menghadirkan lebih banyak hambatan perdagangan bagi China, yang semakin melemahkan ekonominya.