Harga Emas Menguat Pasca Rilis Data Inflasi AS

Harga emas (XAU/USD) kembali mengalami penguatan, mencapai kisaran $2.640 per ons pada Jumat, didorong oleh respons pasar terhadap data inflasi Amerika Serikat yang terbaru. Meskipun secara tahunan inflasi menunjukkan perlambatan, namun tingkat inflasi inti masih berada di atas konsensus para ekonom dan secara tidak langsung mengubah dinamika dan ekspektasi kebijakan Federal Reserve.

Data Inflasi dan Respons Pasar

Data terbaru menunjukkan bahwa inflasi utama AS meningkat sebesar 2,4%, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi ekonom yang memperkirakan kenaikan 2,3%. Sedangkan inflasi inti yang tidak memperhitungkan harga makanan dan energi naik 3,3%, mengungguli perkiraan sebelumnya sebesar 3,2%.

Pengaruh Kebijakan Fed dan Pasar Tenaga Kerja

Di sisi lain, data tenaga kerja yang lemah mengisyaratkan bahwa pasar tenaga kerja AS tidak sekuat ekspektasi. Pasar saat ini memperkirakan kemungkinan besar pemangkasan suku bunga akan terjadi sebesar 25 basis poin pada pertemuan November, meskipun ada sinyal yang bertentangan dari pejabat Fed seperti Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, yang bahkan terbuka untuk menahan pemotongan.

Katalis dari Data PPI, Sentimen Konsumen, dan Geopolitik

Dampak dari data inflasi ini mengisyaratkan perhatian besar pada data Indeks Harga Produsen (PPI) yang akan dirilis malam ini. Data ini dapat memberikan panduan tambahan tentang bagaimana tekanan harga dapat mempengaruhi kebijakan moneter Fed. Harga emas, meskipun saat ini mendekati level tertinggi mingguan, tetap tertahan di bawah $2.650, dan pergerakannya selanjutnya sangat diantisipasi setelah rilis data PPI.

Selain data ekonomi, risiko geopolitik di Timur Tengah ikut menopang harga emas. Ketegangan yang berlangsung antara negara-negara seperti Iran dan Israel, serta keterlibatan Amerika Serikat, memberikan alasan bagi investor untuk mencari aset ‘safe-haven‘ seperti emas.

Fokus para pelaku pasar juga akan tertuju pada Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan yang akan memberikan perspektif tambahan soal kondisi ekonomi AS.

Artikel ini diterbitkan oleh investing.com

Artikel Terkait