Indeks dolar AS tetap berada di sekitar angka 108.2 pada Kamis dan pagi ini, Jumat (27/12) berada di wilayah 108.13, mendekati level tertinggi dua tahun sebesar 108.5 yang dicapai pekan lalu, ketika pasar terus menilai strategi suku bunga Federal Reserve setelah proyeksi hawkish terakhir mereka. Proyeksi median FOMC menunjukkan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin untuk tahun depan, menandakan bahwa suku bunga akan tetap pada level yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Pengaruh Kebijakan dan Proyeksi Ekonomi
Ancaman tarif dari Presiden terpilih Donald Trump mengurangi prospek arus modal keluar dari AS, memberi dukungan lebih lanjut bagi dolar. Trump berencana menerapkan agenda “America-first” di mana pemotongan pajak dan deregulasi besar-besaran dapat memicu tekanan inflasi. Dolar juga mendapatkan keuntungan dari persetujuan Presiden Biden terhadap undang-undang pendanaan Kongres yang baru, yang mencegah terjadinya penutupan pemerintah sebelum akhir tahun.
Mengantisipasi Agenda Trump dan Potensi Inflasi
Dengan kebijakan fiskal yang lebih besar, seperti yang direncanakan Trump, bisa memicu kenaikan harga konsumen, yang mengancam untuk melepaskan gen inflasi dari botol. Inflasi masih di atas target 2% dari Federal Reserve, dengan cetakan bulan November sebesar 2.7%. Jika inflasi meningkat, Fed telah menyatakan bisa memutar balik panduan tentang penurunan suku bunga. Kenaikan biaya pinjaman adalah alat terkuat untuk melawan inflasi yang keras kepala.
Sementara itu, investor sekarang menantikan rilis data klaim pengangguran mingguan pada hari ini, yang diharapkan dapat memberikan lebih banyak wawasan tentang kondisi pasar tenaga kerja AS dan mempengaruhi langkah kebijakan moneter ke depan. Dengan sedikit pengumuman besar di minggu yang relatif tenang ini, pelaku pasar forex tampaknya bisa menikmati ketenangan sebelum menghadapi perkembangan besar di masa depan.
