Indeks Dolar AS (DXY) bertahan di atas 108.00 setelah pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang menekankan ulang pendekatan kebijakan moneter berbasis data dan mengindikasikan tidak ada urgensi untuk menyesuaikan suku bunga. Dalam testimoninya di hadapan Kongres, Powell menyatakan bahwa suku bunga akan tetap stabil kecuali jika inflasi atau kondisi tenaga kerja bergeser. Ini mengurangi kemungkinan pemotongan suku bunga pada pertemuan Maret.
Pergeseran Dolar AS Pasca Pidato Powell
Powell menekankan bahwa inflasi masih sedikit tinggi, dan perlunya bersikap sabar dalam menyesuaikan kebijakan moneter. Dengan kelembaman dalam mendukung target inflasi 2% yang tetap utuh, pasar cenderung memperkirakan suku bunga tetap pada 4,25%-4,50% di bulan Maret. Imbal hasil Obligasi AS 10 tahun naik menuju 4,55%, menunjukkan tren sejak mencapai titik terendah tahun ini di 4,40% minggu lalu.
Langkah ini turut dipengaruhi oleh pengumuman tarif baru dari mantan Presiden Trump sebesar 25% pada impor baja dan aluminium, menambah ketidakpastian pasar. Dolar AS stabil, sementara pasar menantikan rilis data kunci ekonomi AS termasuk angka inflasi konsumen dan produsen minggu ini.
Penurunan Harga Emas dan Faktor Pendukung
Harga emas sedikit menurun setelah mencapai rekor tertinggi $2,942 per ons pada awal sesi, kemudian turun ke $2,894 pada pagi ini (12/2) akibat aksi ambil untung dari para trader. Meski demikian, sentimen tetap bullish di tengah ketegangan dagang akibat tarif baru AS. Data menunjukkan permintaan emas dari bank sentral tetap tinggi, dengan pembelian melonjak lebih dari 54% dibanding tahun sebelumnya, mencapai 333 ton, menurut World Gold Council.
NFIB Small Business Optimism Index turun ke 102,8 pada Januari dari 105,1 di bulan Desember, menunjukkan tekanan dalam optimisme bisnis di tengah kondisi ekonomi saat ini. Pasar kini menanti data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Rabu, yang bisa membentuk ekspektasi kebijakan Fed lebih lanjut.
Perspektif Pasar dan Ekspektasi Kebijakan
Harga emas tetap tertekan oleh sentimen hati-hati Fed terhadap pemotongan suku bunga, meskipun sebagai lindung nilai terhadap inflasi, emas memiliki dukungan dari risiko geopolitik yang sedang berlangsung dan potensi tarif baru. Bank sentral di seluruh dunia, termasuk PBoC, yang memperluas cadangannya untuk bulan ketiga berturut-turut, terus mendukung harga emas. Sementara itu, beberapa bank sentral lainnya telah merefleksikan kebijakan dovish dengan pemotongan suku bunga baru-baru ini.
Dengan ketidakpastian global dan kebijakan tarif yang masih membayangi pasar, para investor mengantisipasi data inflasi AS yang akan datang sebagai pedoman utama bagi kebijakan Federal Reserve di masa mendatang. Meski saat ini The Fed mengambil posisi berhati-hati, dengan inflasi yang tetap melewati targetnya dan pertimbangan untuk menjaga suku bunga, ekspektasi pasar tentang jalur kebijakan moneter di masa depan sangat dipengaruhi oleh hasil data inflasi minggu ini.