Pasar Asia diperkirakan akan mengakhiri minggu ini dengan catatan positif, menyusul performa yang kuat di Wall Street pada hari Kamis. Kenaikan di pasar AS akan mempengaruhi indeks-indeks acuan Asia untuk membukukan kenaikan mingguan yang moderat. Keputusan Bank Sentral Eropa untuk menurunkan suku bunga pada hari Kamis dan antisipasi siklus pelonggaran yang signifikan oleh Federal Reserve mulai minggu depan telah menciptakan lingkungan “risk on” yang menguntungkan.
S&P 500 dan NASDAQ melanjutkan kenaikannya selama empat hari berturut-turut pada hari Kamis. S&P 500 kini mendekati rekor tertingginya sejak 15 Juli, sementara NASDAQ dengan kenaikan 5,3% minggu ini berada di jalur untuk kenaikan mingguannya yang paling besar tahun ini.
Di Jepang, Indeks Nikkei mematahkan penurunan beruntun selama tujuh hari dengan lonjakan 3,4% pada hari Kamis, meskipun yen menguat terhadap dolar. Namun, para ahli strategi dari Societe Generale telah mengindikasikan bahwa berlanjutnya penguatan yen dapat menimbulkan risiko pada saham-saham Jepang dan harga-harga aset global jika carry trade yen terus berlanjut. Oleh karena itu, mereka menyesuaikan portofolio mereka dengan meningkatkan eksposur yen dan mengurangi investasi ekuitas Jepang.
Berbeda dengan tren positif di tempat lain, saham-saham RRT menghadapi periode yang menantang, dengan indeks blue-chip Shanghai ditutup pada hari Kamis pada level terendah sejak Januari 2019. Indeks ini diantisipasi untuk mengakhiri minggu ini dengan menandai penurunan mingguan keempat berturut-turut dan yang ke-14 dalam 17 minggu terakhir. Para investor melihat sejumlah data ekonomi penting dari China selama akhir pekan untuk mencari tanda-tanda potensial perubahan.
Beijing akan merilis beberapa indikator ekonomi pada hari Sabtu, termasuk harga rumah, investasi, produksi industri, dan angka penjualan ritel untuk bulan Agustus. Perkiraan para ekonom menunjukkan bahwa angka-angka ini mungkin akan lebih lemah dibandingkan dengan angka-angka di bulan Juli.
Dalam perkembangan regional lainnya, agenda hari Jumat mencakup rilis data inflasi harga grosir India, pidato gubernur Bank of Thailand Sethaput Suthiwartnarueput, dan komentar dari anggota dewan Bank of Japan Naoki Tamura.
Selain itu, Korea Selatan akan melaporkan harga impor dan ekspor untuk bulan Agustus, dan Selandia Baru akan merilis PMI manufaktur untuk bulan yang sama. Peristiwa-peristiwa ini dapat mempengaruhi arah pasar Asia di akhir minggu ini.