Pidato Powell, Tarif Trump, Data Inflasi Indonesia: Fokus Pasar Pekan Ini

Memasuki minggu pertama bulan Desember 2024, perhatian pasar global tertuju pada serangkaian data ekonomi penting dan kebijakan yang dapat mempengaruhi arah pasar kedepannya. Mulai dari laporan ketenagakerjaan AS, pertemuan Federal Reserve, hingga rencana tarif perdagangan baru Presiden-terpilih Donald Trump, semuanya berpotensi mengguncang pasar internasional.

Fokus Utama di Amerika Serikat

Salah satu sorotan utama pekan ini adalah laporan pekerjaan AS untuk bulan November. Ekonomi diperkirakan akan menambah 183.000 pekerjaan, meningkat dari tambahan hanya 12.000 pada Oktober, sementara tingkat pengangguran diharapkan tetap di 4,1%. Pertumbuhan upah diperkirakan melambat sedikit menjadi 0,3% dari 0,4%. ISM PMIs juga akan dirilis, dengan sektor jasa diperkirakan sedikit mengalami perlambatan dan manufaktur menunjukkan tanda-tanda peningkatan.

Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan menghadiri New York Times DealBook Summit, dan komentarnya diawasi ketat untuk mendapatkan insight tentang kekuatan pasar tenaga kerja dan pandangannya terhadap inflasi serta keputusan suku bunga yang akan datang. Selain Powell, sejumlah pejabat Fed lainnya juga dijadwalkan tampil, menambah dinamika kebijakan moneter minggu ini.

Kebijakan Perdagangan Trump dan Dampaknya

Pidato pekan lalu dari Presiden-terpilih Donald Trump yang mengancam pengenaan tarif 25% pada semua produk dari Meksiko dan Kanada, serta tambahan 10% tarif pada barang-barang dari Tiongkok setelah pelantikannya pada 20 Januari, mengganggu pasar. Rencana ini menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang antara AS dan mitra dagang terbesar mereka. Sektor otomotif, yang sangat tergantung pada rantai pasok terintegrasi lintas AS, Kanada, dan Meksiko, menjadi salah satu yang paling rentan terhadap tarif yang lebih tinggi.

Para analis memperkirakan Beijing mungkin akan menerapkan langkah stimulus baru untuk mengimbangi dampak ekonomi dari perang dagang yang meningkat, sementara beberapa pihak mengatakan bahwa hasil akhirnya bisa mempercepat penggerak kemandirian teknologi tinggi Tiongkok.

Data Ekonomi dan Minyak Dunia

Selain itu, laporan terbaru dari Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) akan memberikan proyeksi ekonomi dunia. Dalam perkiraan sebelumnya, OECD menyatakan bahwa ekonomi global diperkirakan tumbuh 3,2% baik tahun ini maupun tahun depan, sementara suku bunga utama Fed diprediksi menurun menjadi 3,5% pada akhir 2025 dari level saat ini.

Pada bagian lain, harga minyak dunia mengalami penurunan sekitar 3% minggu lalu di tengah kekhawatiran pasokan dari konflik Israel-Hizbullah yang mereda, dan prospek peningkatan pasokan pada 2025 meskipun OPEC+ diharapkan memperpanjang pembatasan produksi pada pertemuan berikutnya yang ditunda hingga 5 Desember.

Sorotan di Asia dan Indonesia

Di Asia, fokus utama adalah pada PMI manufaktur dan jasa, dengan perhatian khusus pada Caixin PMI Tiongkok yang diharapkan menunjukkan efek dukungan moneter dan fiskal baru-baru ini. Di Indonesia, perhatian tertuju pada rilis data inflasi yang dapat memberikan petunjuk penting tentang tren ekonomi lokal menjelang akhir tahun.

Dengan banyaknya faktor ekonomi, politik, dan kebijakan yang sedang berlangsung, para investor dan pelaku pasar disarankan untuk tetap waspada dan memantau perkembangan terbaru dalam minggu yang menjanjikan banyak perubahan ini.

Artikel ini diterbitkan oleh investing.com

Artikel Terkait