Investing.com – Pasar saham di seluruh kawasan Asia Pasifik dibuka lebih rendah pada hari Jumat, mencerminkan aksi jual di pasar New York semalam karena saham-saham teknologi memimpin penurunan.
Pada pukul 11.30 WIB (12.30 WIB), S&P/ASX 200 turun 0,4%, Nikkei 225 merosot 1,8% dan KOSPI 200 kehilangan 0,6%.
Di Amerika Serikat, pasar saham ditutup dengan catatan yang lebih rendah pada hari Kamis. Indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 1,2% menjadi 5.147,21, Dow Jones Industrial Average turun 1,3% menjadi 38.596,98, dan NASDAQ Composite turun 1,4% menjadi 16.049,08.
Di pasar komoditas, harga minyak Brent crude naik 1,9% menjadi US$91,08 per barel, sementara gold turun 0,4% menjadi US$2.290,94. Imbal hasil obligasi di Amerika Serikat dan Australia juga berfluktuasi, dengan imbal hasil obligasi pemerintah Australia 2-year meningkat menjadi 3,79%, sementara imbal hasil obligasi Amerika Serikat 2-year turun menjadi 4,65%.
Di pasar Asia, China dan Hong Kong tetap tutup karena hari libur Festival Ching Ming. Namun, saham-saham Jepang mengakhiri hari dengan catatan positif, didorong oleh ekspektasi optimis untuk penurunan suku bunga Federal Reserve di akhir tahun ini.
Indeks Sensex India ditutup 0,5% lebih tinggi pada 74.227,63, didorong oleh kenaikan saham-saham perbankan dan otomotif. Keputusan Reserve Bank of India yang akan diumumkan besok menjadi fokus utama.
Saham-saham Eropa memiliki kinerja yang beragam, dengan Indeks STOXX Europe 600 dan DAX 40 sedikit naik, dan CAC 40 tetap datar. FTSE 100 ditutup dengan kenaikan 0,5% pada 7.976 poin.
Para pembuat kebijakan Federal Reserve terus membagikan perspektif mereka, mengakui ketidakpastian ekonomi dan dinamika inflasi yang kompleks. Para pelaku pasar saat ini sedang menunggu data non-farm payrolls untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Di pasar mata uang, US dollar memiliki kinerja yang beragam terhadap mata uang utama. Euro dan Australian dollar mengalami penurunan, sementara Japanese yen mengalami kenaikan.
Harga minyak naik secara global, dengan minyak mentah Brent melewati $US90 per barel untuk pertama kalinya sejak Oktober, didorong oleh pemangkasan produksi OPEC+, permintaan yang kuat, dan meningkatnya risiko geopolitik. Sebaliknya, harga logam dasar naik, dengan copper futures mencapai level tertinggi dalam 14 bulan.
Harga emas turun karena para investor menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai potensi penurunan suku bunga. Bijih besi berjangka turun ke level terendah dalam 10 bulan terakhir karena ekspor Australia naik. Pasar Cina ditutup untuk hari libur nasional.