Donald Trump secara resmi memberlakukan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko serta tarif tambahan 10% terhadap barang-barang yang berasal dari China. Langkah ini didasarkan pada kekhawatiran terkait imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba, salah satu janji kampanye utamanya. Tindakan ini telah memicu respons keras dari negara-negara terkait, yang juga menjanjikan tarif balasan terhadap barang-barang Amerika Serikat, menandai babak baru hubungan negara-negara ini yang kemudian berpotensi memicu perang dagang global.
Reaksi Global Terhadap Kebijakan Tarif
Kanada dan Meksiko telah menyatakan akan menerapkan tarif balasan yang signifikan terhadap barang-barang AS, dengan Kanada mengumumkan tarif setara 25% pada berbagai barang dari Amerika Serikat. Sementara itu, China mengumumkan akan mengambil “tindakan balasan yang diperlukan untuk membela hak dan kepentingan legitimnya,” menurut pernyataan resmi yang dirilis oleh Kedutaan Besar China di Washington.
Dampak dari tarif ini diharapkan akan terasa luas, dengan potensi kenaikan harga barang-barang mulai dari kendaraan, kayu, baja, hingga makanan dan alkohol. Produsen di ketiga negara kemungkinan akan membebankan biaya tambahan ini kepada konsumen, yang dapat meningkatkan biaya hidup. Asosiasi industri di AS telah menyuarakan keprihatinan mereka mengenai potensi kenaikan harga yang dapat membebani konsumen dan bisnis secara signifikan.
Dampak Terhadap Pasar Emas
Sementara pasar global bergejolak akibat kebijakan tarif, harga emas mengalami lonjakan dan mencapai rekor tertinggi lebih dari $2,850 per ons minggu lalu. Kenaikan emas ini berhubungan langsung dengan ketidakpastian yang meliputi langkah-langkah ekonomi Trump dan tanggapan dari negara mitra dagang utama. Ketidakpastian memberikan dorongan besar bagi emas sebagai aset safe-haven, di mana investor beralih ke emas untuk melindungi nilai aset mereka di tengah ketidakpastian ekonomi dan gejolak pasar.
Pandangan Analis
Colin Cieszynski, kepala strategi pasar di SIA Wealth Management, menyatakan bahwa kekuatan emas baru-baru ini dipicu oleh kekhawatiran terkait kebijakan tarif AS. Adrian Day, presiden Adrian Day Asset Management, menambahkan bahwa meskipun tarif yang diusulkan mungkin tidak seburuk yang dikhawatirkan sebelumnya, kekhawatiran yang mendorong harga emas selama dua tahun terakhir tetap ada. Rich Checkan dari Asset Strategies International memperkirakan adanya profit-taking secara jangka pendek, namun mengakui bahwa fondasi kuat emas masih mendukung potensi kenaikannya.
David Rosenberg, Kepala Strategi di Rosenberg Research, memperingatkan kemungkinan konflik antara kebijakan ekonomi Trump dan kebijakan moneter Federal Reserve. Dia mencatat bahwa tarif dapat memperumit kebijakan suku bunga The Fed, terutama jika inflasi meningkat akibat dari tarif ini.
Ketidakpastian dan Harga Emas
Ketidakpastian memainkan peran penting dalam mendorong harga emas. Dalam keadaan ekonomi yang tidak stabil, investor sering mencari perlindungan dalam aset yang aman. Ketika prospek ekonomi tidak jelas, dan kebijakan perdagangan mengancam stabilitas pasar, banyak yang melihat emas sebagai aset yang dapat dipercaya untuk melindungi nilai kekayaan mereka dari inflasi dan gejolak ekonomi. Ketika ketegangan meningkat dan risiko meningkat, daya tarik emas sebagai aset lindung nilai semakin bersinar. Para analis memandang logam kuning ini sebagai salah satu barometer paling sensitif terhadap ketidakpastian global, terutama di tengah potensi pembalikan kebijakan dagang AS dan volatilitas pasar yang tinggi.