Dalam sebuah pernyataan yang dibuat hari ini, Masato Kanda, diplomat mata uang utama Jepang, menekankan kesiapan negara tersebut untuk menangkal pergerakan mata uang asing yang spekulatif dan terlalu bergejolak yang dapat merusak perekonomian. Kanda mengklarifikasi bahwa tujuan dari kebijakan ini bukanlah untuk mengubah tren pasar, namun untuk mengurangi fluktuasi yang tidak semestinya di pasar mata uang.
Kanda menyoroti bahwa nilai mata uang yang stabil dan selaras dengan fundamental ekonomi tidak memerlukan intervensi. Namun, ia menyatakan sikap tegas terhadap volatilitas yang tidak menentu yang didorong oleh spekulasi, mengindikasikan bahwa Jepang akan merespons dengan tegas dalam skenario seperti itu.
Pengumuman ini muncul setelah penambahan Jepang ke dalam daftar pemantauan mata uang AS, sebuah keputusan yang tidak dianggap bermasalah oleh Kanda. Departemen Keuangan AS, setelah meninjau praktik-praktik mata uang mitra dagang utama, tidak menemukan bukti manipulasi pada tahun lalu. Meskipun begitu, Jepang ditambahkan ke dalam daftar pengawasan pada hari Kamis bersama dengan China, Vietnam, Taiwan, Malaysia, Singapura, dan Jerman, yang sudah berada di bawah pengawasan.
Pernyataan Kanda disampaikan dalam sebuah konferensi pers di mana ia menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai potensi intervensi nilai tukar. Pernyataannya menggarisbawahi kewaspadaan Jepang terhadap pasar mata uangnya dan komitmennya untuk memastikan bahwa aktivitas perdagangan tidak mengganggu stabilitas ekonomi.