Inflasi AS, GDP China, dan Serangkaian Agenda Utama Pasar Pekan Ini

Pekan ini, perhatian pasar global tertuju pada data inflasi AS dan GDP China, di samping sejumlah agenda penting lainnya yang berpotensi mempengaruhi kebijakan moneter serta prospek ekonomi di berbagai negara besar.

Di Amerika Serikat, musim laporan laba perusahaan dimulai dengan bank besar seperti JPMorgan Chase, Wells Fargo, Goldman Sachs, dan Citigroup dijadwalkan untuk merilis laporan kuartalannya. Pada sisi data ekonomi, fokus utama adalah pada inflasi, dengan laporan CPI yang diantisipasi menunjukkan peningkatan laju inflasi tahunan untuk bulan ketiga berturut-turut menjadi 2.8%. Pasar juga akan memantau data penjualan ritel, produksi industri, dan angka izin bangunan untuk mengukur ketahanan konsumen dan tren ekonomi umum.

Di Eropa, perhatian akan terpusat pada publikasi catatan kebijakan ECB Desember. Data inflasi Eurozone bulan Desember diperkirakan meningkat dari 2.2% ke 2.4%. Di Inggris, angka inflasi diperkirakan meningkat ke level tertinggi sembilan bulan di 2.7%. Laporan GDP November Inggris diperkirakan pulih setelah dua bulan kontraksi.

China akan merilis serangkaian data ekonomi penting termasuk GDP Q4, yang diharapkan tumbuh 5.1% didorong oleh langkah stimulus pemerintah. Ekspor dan impor China juga akan menjadi sorotan, bersama dengan data produksi industri dan penjualan ritel. Di India, inflasi konsumen diperkirakan melonggar menjadi 5.3%.

Dinamika Inflasi dan Ekspektasi Pasar

Data inflasi AS minggu ini diharapkan menguji ketahanan investor, terutama setelah laporan pekerjaan yang kuat menambah ketidakpastian atas rencana kebijakan Donald Trump. Dengan inflasi yang tetap di atas target Fed 2%, ekspektasi untuk pemotongan suku bunga berikutnya telah dipindahkan ke Juni.

Sementara itu, hasil pendapatan perbankan diproyeksikan positif, didukung oleh biaya perbankan investasi yang kuat dan pendapatan perdagangan. Trump diperkirakan akan mendorong reformasi pajak dan deregulasi yang ramah bisnis, yang dapat meningkatkan profitabilitas bank.

Harga Minyak dan Sanksi

Harga minyak naik lebih dari 3% pada Jumat, melampaui level tertinggi tiga bulan, saat para pedagang bersiap menghadapi gangguan pasokan dari paket sanksi AS terhadap pendapatan minyak dan gas Rusia. Presiden AS Joe Biden memberlakukan sanksi baru menargetkan produsen, kapal tanker, dan pelabuhan minyak Rusia. Analis mengatakan sanksi ini kemungkinan akan dipertahankan oleh administrasi Trump sebagai alat negosiasi untuk perjanjian damai Ukraina.

Secara keseluruhan, minggu ini dipenuhi oleh data dan peristiwa ekonomi penting yang berpotensi mempengaruhi pasar global, sementara investor bersiap untuk mengantisipasi dampak terhadap kebijakan moneter dan prospek pertumbuhan ekonomi.

Artikel ini diterbitkan oleh investing.com

Artikel Terkait