Investing.com – Harga minyak datar di perdagangan Asia pada hari Selasa setelah mencatat penurunan tajam di sesi sebelumnya karena lebih banyak langkah stimulus di China yang mengecewakan, sementara fokus juga tetap pada pasokan AS.
Harga minyak mentah jatuh pada hari Senin karena rencana China untuk lebih banyak pengeluaran fiskal membuat para investor tidak yakin, sementara data inflasi dari importir minyak terbesar di dunia juga mengecewakan.
Di AS, badai tropis Rafael terlihat mereda di Teluk Meksiko, meredakan kekhawatiran akan gangguan pasokan di wilayah tersebut.
Brent oil futures yang akan berakhir pada bulan Januari naik 0,2% menjadi $71,95 per barel, sementara West Texas Intermediate crude futures naik 0,2% menjadi $68,04 per barel pada pukul 20.29 WIB (01.29 GMT). Kedua kontrak tersebut turun lebih dari 2% pada hari Senin.
Pasar minyak juga tertekan oleh dolar yang kuat, karena posisi di sekitar kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden mendorong greenback ke level tertinggi empat bulan. Pasar juga menunggu untuk melihat apa dampak kebijakan Trump terhadap produksi minyak AS dan suplai global.
Stimulus China mengecewakan, pelaku pasar menanti lebih banyak aksi
China mengumumkan sebuah paket pertukaran utang senilai sekitar 10 triliun yuan ($1,6 triliun) untuk membantu mendukung pemerintah-pemerintah lokal di tahun-tahun mendatang.
Namun langkah ini diperkirakan hanya akan memberikan sedikit dukungan langsung pada perekonomian. Beijing juga menahan diri untuk tidak mengumumkan langkah-langkah fiskal langsung untuk mendukung pasar properti dan konsumsi swasta.
Kurangnya langkah-langkah langsung mengguncang sentimen terhadap importir minyak terbesar di dunia ini, mendorong meningkatnya kekhawatiran bahwa permintaan di negara ini akan semakin memburuk.
Impor minyak China telah turun dengan stabil dalam beberapa bulan terakhir, sementara permintaan bahan bakar di negara tersebut juga terlihat menurun.
Kekhawatiran pasokan AS mereda seiring dengan meredanya badai tropis Rafael
Meredanya kekhawatiran atas gangguan pasokan di AS juga membebani harga minyak, karena badai tropis Rafael terlihat mereda di Teluk Meksiko.
Beberapa operator energi di wilayah ini juga terlihat melanjutkan operasi, meskipun Reuters melaporkan bahwa sekitar seperempat produksi minyak di wilayah ini masih offline.
Rafael melemah menjadi badai tropis setelah melewati Kuba, dan diperkirakan akan melemah lebih lanjut saat bergerak ke arah barat daya.