Investing.com – Harga minyak turun ke level terendah dalam lima bulan pada perdagangan Asia hari Jumat, dan menuju kerugian mingguan setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk bertemu dan membahas penghentian perang di Ukraina.
Harga minyak mentah terpukul oleh kekhawatiran atas permintaan yang lesu dan potensi kelebihan pasokan, sementara peningkatan persediaan di AS juga memberikan tekanan.
Futures minyak Brent turun 0,2% menjadi $60,95 per barel, sementara futures minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,2% menjadi $57,36 per barel pada pukul 21:14 ET (01:14 GMT). Kedua kontrak berada di level terlemah sejak awal Mei.
Trump, Putin Sepakat Bertemu di Hungaria
Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa ia dan Putin sepakat untuk bertemu di Budapest dalam waktu dekat guna membahas perang di Ukraina, hanya sehari sebelum Trump akan berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Pertemuan Trump-Putin, yang belum memiliki tanggal pasti, akan menjadi pertemuan kedua antara kedua kepala negara sejak KTT Agustus di Alaska.
Kemajuan menuju gencatan senjata Rusia-Ukraina diperkirakan akan berdampak negatif terhadap harga minyak, karena kemungkinan akan menyebabkan pelonggaran sanksi AS terhadap Moskow, memungkinkan negara tersebut menjual jauh lebih banyak minyaknya.
Meredanya serangan Kyiv terhadap industri minyak Rusia juga dapat mengindikasikan gangguan pasokan yang lebih sedikit.
Tren seperti itu dapat sangat meningkatkan pasokan minyak global, yang berdampak buruk bagi harga minyak. Namun, pasar tetap skeptis apakah akan ada kesepakatan nyata yang dicapai, mengingat pertemuan Trump sebelumnya dengan Putin menghasilkan sedikit kemajuan menuju gencatan senjata.
Minyak Menuju Kerugian Mingguan Karena Kekhawatiran Permintaan dan Kelebihan Pasokan
Futures Brent dan WTI diperdagangkan turun antara 2,5% hingga 2,9% minggu ini, dan menuju minggu ketiga berturut-turut dalam zona merah.
Harga membalikkan kenaikan singkat pada hari Kamis setelah data pemerintah AS menunjukkan persediaan meningkat sebesar 3,5 juta barel minggu lalu, jauh lebih besar dari ekspektasi pasar.
Sementara persediaan bensin dan distilat masih menyusut, peningkatan persediaan secara keseluruhan memicu keraguan terhadap permintaan bahan bakar menjelang musim dingin.
Data ekonomi yang lemah dari China, ditambah ketegangan perdagangan yang meningkat antara Beijing dan Washington, juga menekan harga minyak.
Kekhawatiran akan kelebihan pasokan kembali muncul minggu ini, setelah Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan bulanannya memperkirakan kelebihan pasokan yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya pada 2026.
IEA juga memperingatkan bahwa permintaan minyak global semakin memburuk.
Minyak sempat mendapat dukungan singkat dari klaim Trump bahwa India akan menghentikan pembelian minyak Rusia. Namun, pejabat India memberikan sedikit rincian tentang hal tersebut.