Harga Emas Tertekan Penguatan Dolar Pasca Rilis Data Inflasi AS

Harga emas mengalami penurunan pada hari Rabu malam pada sesi trading Amerika setelah laporan inflasi AS untuk bulan Oktober mencatat hasil yang sesuai dengan perkiraan. Logam mulia ini mencapai puncak harian di $2.613 sebelum mengalami koreksi seiring kenaikan imbal hasil obligasi AS dan penguatan Dolar AS ke level tertinggi tahun ini, menurut Indeks Dolar AS (US Dollar Index). Saat ini, XAU/USD diperdagangkan di $2.572 – $2.574 pada hari Kamis pagi, 05.00 WIB.

Pengaruh Data Inflasi pada Harga Emas

Penurunan harga emas berlangsung selama empat hari berturut-turut karena data inflasi yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) sejajar dengan ekspektasi para pengamat. Meskipun pasar sudah hampir sepenuhnya memperhitungkan pemangkasan suku bunga 25 basis poin oleh Federal Reserve pada pertemuan Desember, data terbaru mendorong DXY ke level tertinggi tahun ini sebesar 106,52.

Imbal hasil obligasi AS juga menunjukkan tren naik, dengan obligasi benchmark 10-tahun memberikan imbal hasil sebesar 4,453%. Para investor tetap waspada bahwa kebijakan presiden terpilih Trump mungkin akan mempengaruhi kemampuan Fed untuk mengurangi kebijakan moneter jika inflasi meningkat akibat kebijakan pajak rendah dan tarif baru.

Perkembangan Ekonomi ke Depan

Para pelaku pasar kini menunggu pidato Ketua Fed Jerome Powell. Data Producer Price Index (PPI) AS dan data pekerjaan dijadwalkan dirilis pada hari Kamis, sementara penjualan ritel akan diperbarui pada Jumat, memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi konsumen Amerika.

Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari, menyatakan bahwa bank sentral AS perlu menurunkan biaya pinjaman dan bahwa inflasi bergerak “ke arah yang benar.” Komentar serupa disampaikan oleh Lorie Logan dari The Dallas Fed, yang mengatakan bahwa bank sentral AS kemungkinan besar perlu mengurangi kebijakan restriktifnya, namun tetap harus berhati-hati.

Artikel Terkait