Harga emas telah mencapai rekor baru dengan menembus angka $2,700 untuk pertama kalinya dalam perdagangan di Asia pada hari Jumat. Bahkan, hingga 11.46 WIB, XAU/USD nampak stabil di kisaran $2,710. Peningkatan ini dipengaruhi oleh ketegangan di Timur Tengah serta ekspektasi pemotongan suku bunga oleh bank sentral utama, termasuk Federal Reserve (Fed). Selain itu, ketidakpastian menjelang pemilihan Presiden AS memberikan dorongan tambahan bagi logam mulia ini.
Grafik harian XAU/USD menunjukkan bahwa tren bullish ini tampaknya masih berlanjut. Tren ini didukung oleh Simple Moving Average (SMA) 20 yang bullish dan menyediakan dukungan di sekitar $2,649.50. SMA 100 dan 200 berada jauh di bawah yang lebih pendek, mencerminkan minat beli yang terus meningkat. Indikator teknis lainnya juga menunjukkan kekuatan naik pada level yang positif, sejalan dengan prospek kenaikan lebih lanjut.
Seiring harga emas mempertahankan tren bullish selama empat hari berturut-turut, berbagai faktor-faktor global terus berperan penting. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta ketidakpastian politik AS terus memberikan dorongan bagi kenaikan harga emas ini. Selain itu, langkah bank sentral di seluruh dunia yang cenderung memotong suku bunga, termasuk Bank Sentral Eropa dan Fed, semakin mendukung harga emas yang tidak memberikan imbal hasil ini.
Data AS yang dirilis pada hari Kamis menguatkan ekspektasi bahwa Fed akan melanjutkan dengan pemotongan suku bunga yang lebih kecil setelah penurunan besar pada bulan September. Meski begitu, sentimen bullish yang kuat pada harga emas tidak tergoyahkan, dan harga ini diproyeksikan meraih keuntungan mingguan yang signifikan.
Meskipun data makro China yang baru-baru ini dirilis menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang stabil, pasar saat ini lebih memperhatikan data perumahan AS serta pidato dari Gubernur Fed Christopher Waller untuk mencari peluang jangka pendek pada akhir minggu.