Harga Emas melanjutkan tren positifnya dengan kembali menguat tipis dan saat ini berada pada $2,349 (17:30 WIB) setelah sempat mencapai $2,357 pada awal sesi Eropa. Permintaan akan safe haven kembali mewarnai pergerakan emas sambil menunggu dampak dari kebijakan Bank of England.
Emas Berjangka – Investing.com
Permintaan Emas Meningkat di Tengah Ancaman Geopolitik
Permintaan emas sebagai aset aman meningkat seiring dengan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap peristiwa geopolitik yang semakin intensif di panggung dunia. Di Timur Tengah, ketegangan antara Israel dan Lebanon mencapai titik didih pada hari Rabu setelah pejabat Israel memperingatkan bahwa mereka telah menyetujui rencana untuk Komando Utara melancarkan “perang habis-habisan” dengan Hezbollah di Lebanon.
Ancaman ini muncul sebagai tanggapan atas rilis rekaman drone oleh kepala Hezbollah, Hassan Nasrallah, yang menunjukkan rekaman udara selama sembilan menit dari pelabuhan di kota Haifa, Israel, yang dioperasikan oleh perusahaan asing dari China dan India, lapor Aljazeera News.
Serangan frontal penuh oleh Israel akan mewakili eskalasi signifikan dari konflik di wilayah tersebut, sesuatu yang sedang diusahakan untuk dihindari oleh diplomat AS. Lebanon telah terlibat dalam bentrokan di perbatasan dan serangan rudal dengan Israel sejak awal invasi Israel ke Gaza.
Rusia dan China Melakukan Langkah Strategis
Emas juga mengalami kenaikan karena investor mencermati peristiwa mengkhawatirkan lebih lanjut di timur. Pada hari Rabu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani pakta dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang menjamin dukungan satu sama lain jika diserang.
Malaysia juga mengumumkan pada hari Rabu rencananya untuk bergabung dengan federasi perdagangan BRICS sebelum pertemuan antara Perdana Menteri Anwar Ibrahim dan Perdana Menteri China Li Qiang. Pada bulan Mei, Thailand juga mengumumkan rencananya untuk bergabung dengan BRICS.
Kekuatan BRICS yang semakin berkembang sebagai penyeimbang dominasi Barat dan AS menjadi perhatian beberapa ahli strategi global karena berisiko memecah aliran perdagangan dunia yang lancar.
Artikel ini diterbitkan oleh Investing.com