Harga emas kembali menanjak di atas $2.620 per ounce pada Selasa, mencapai level tertinggi dalam sepekan, di tengah pelemahan dolar AS dan ketidakpastian geopolitik yang terus menguat. Investor kini menyoroti pernyataan dari beberapa pejabat Federal Reserve yang diharapkan memberikan kejelasan lebih tentang jalur pemangkasan suku bunga. Pada 17.00 WIB, XAU/USD diperdagangkan pada kisaran $2.630an.
Rebound Dolar dan Kebijakan The Fed
Setelah mengalami pelemahan sebelumnya, dolar AS sore ini memperoleh dukungan dari para trader yang mencoba “buy the dip” sehingga sedikit menekan penguatan emas. Sore ini, DXY menguat ke 105,56 setelah tadi pagi berada pada kisaran 105,2. Meski demikian, kekhawatiran akan kebijakan moneter The Fed tetap menjadi faktor utama yang mendominasi pasar. Berdasarkan data CME FedWatch, kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed pada pertemuan Desember turun menjadi 59%, mencerminkan sedikit penurunan dari hari-hari sebelumnya.
Ekspektasi kebijakan proteksionis dari Presiden-terpilih Donald Trump, dengan rencana menurunkan pajak dan menaikkan tarif, juga dinilai berpotensi mendorong inflasi. Ini dapat mempengaruhi ruang gerak The Fed dalam melonggarkan kebijakan moneternya lebih lanjut, memberikan tekanan pada hasil obligasi AS dan menciptakan hambatan bagi harga emas.
Risiko Geopolitik dan Permintaan Safe-Haven
Ketegangan geopolitik global, khususnya konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina, serta ketidakstabilan di Timur Tengah, terus mendukung permintaan emas sebagai aset safe-haven. Langkah terbaru Presiden AS Joe Biden yang mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina untuk menarget militer Rusia menambah dinamika ini, memicu arus masuk modal ke dalam aset aman seperti emas.
Prospek Pasar dan Pernyataan Pejabat Fed
Fokus pelaku pasar kini beralih ke data ekonomi AS dengan rilis izin mendirikan bangunan dan pembangunan perumahan, yang diikuti pidato Presiden Fed Kansas, Jeffrey Schmid, yang diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan dolar AS lebih lanjut. Analis juga mengantisipasi data PMI sektor manufaktur dan jasa pada Jumat, yang diharapkan bisa memberikan petunjuk awal mengenai bagaimana perusahaan bereaksi terhadap ancaman tarif perdagangan yang diusulkan Trump.