Harga Emas Melaju ke ATH Lagi Didorong Data Tenaga Kerja AS

Harga emas berhasil mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di kisaran $2,770-an, dipicu oleh pelemahan data ketenagakerjaan AS dan ketegangan geopolitik. Per 7.31 WIB, XAU/USD berada pada kisaran $2.779.

Data US JOLTS Job Openings menunjukkan penurunan sebesar 418.000 menjadi 7,443 juta pada September 2024, angka terendah sejak Januari 2021, mengindikasikan pendinginan di pasar tenaga kerja AS. Penurunan ini mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) mungkin akan menurunkan suku bunga pada November mendatang untuk melindungi pertumbuhan ekonomi.

Selain data ketenagakerjaan, harga emas juga didorong oleh penurunan harga minyak sebesar 6% akibat laporan serangan Israel yang hanya menyasar target militer di Iran, tanpa menyentuh instalasi minyak dan nuklir. Penurunan harga minyak ini diharapkan dapat menekan inflasi secara global dengan menurunkan biaya bahan bakar dan energi, yang pada gilirannya dapat mempercepat penurunan suku bunga global dan meningkatkan daya tarik emas.

Permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven tetap kuat di tengah meningkatnya konflik di Timur Tengah dan perang di Ukraina, ditambah dengan kekhawatiran terhadap potensi kemenangan Trump dalam pemilihan presiden AS. Sentimen ini diperkuat dengan pengurangan imbal hasil Treasury AS, menunjukkan bahwa investor sedang mencari perlindungan di aset yang lebih aman seperti emas.

Investor kini menantikan data ekonomi penting minggu ini, termasuk Produk Domestik Bruto (PDB), Nonfarm Payrolls, dan Indeks Harga Konsumen (PCE), yang dapat mempengaruhi arah kebijakan moneter Fed. Dengan situasi ekonomi global yang dipenuhi ketidakpastian, emas terus dipandang sebagai aset yang stabil dan menarik bagi para investor.

Artikel ini diterbitkan oleh investing.com

Artikel Terkait