Data Ekonomi AS, Fedspeak, Pertemuan IMF, dan KTT BRICS: Penggerak Pasar Pekan Ini

Memasuki minggu ketiga Oktober, pasar global bersiap menghadapi serangkaian perkembangan ekonomi dan politik yang kemungkinan besar menentukan arah pergerakan di dunia keuangan. Mulai dari laporan pendapatan perusahaan besar di Amerika Serikat, pengumuman kebijakan moneter utama, hingga pertemuan internasional penting seperti IMF dan KTT BRICS, setiap wilayah memiliki agenda penting yang dinantikan para pelaku pasar. Keputusan-keputusan ini diharapkan memberikan petunjuk tentang arah kebijakan ekonomi dan diplomasi global di tengah tantangan pertumbuhan dan ketidakpastian politik yang sedang berlangsung. Dengan sorotan utama dari Amerika, Eropa, Asia, dan pertemuan besar internasional, minggu ini menjanjikan dinamika menarik yang bisa berimplikasi luas pada stabilitas ekonomi dunia.

Amerika: Musim Laporan Laba, Rilis Data Ekonomi, dan Fedspeak

Minggu ini, musim laporan pendapatan akan berlanjut dengan sejumlah perusahaan besar seperti Tesla, Coca Cola, 3M, General Motors, dan Verizon yang siap merilis laporan kuartalan mereka. Di sisi ekonomi, perhatian utama akan tertuju pada rilis PMI, serta data penjualan rumah yang telah ada dan baru di Amerika Serikat. Sementara itu, estimasi awal S&P Global PMIs akan memberikan gambaran awal mengenai kinerja sektor swasta AS pada bulan Oktober. Selain itu, laporan sentimen konsumen Michigan dan PMI regional seperti Indeks Manufaktur Richmond Fed, rilis “Beige Book” dari Fed juga akan menjadi sorotan. Beberapa pejabat Fed juga dijadwalkan untuk berbicara seperti diantaranya Neel Kashkari, Jeffrey Schmid, Mary Daly, Patrick Harker dan Thomas Barkin; yang akan memberikan wawasan tambahan di tengah kondisi ekonomi yang berubah-ubah.

Eropa: Indikator Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Zona Euro diperkirakan akan mencatat kontraksi berkelanjutan di sektor manufaktur, sementara pertumbuhan di sektor jasa diperkirakan akan sedikit meningkat. Di Jerman, penurunan sektor manufaktur diperkirakan akan semakin dalam, dengan pertumbuhan jasa melambat. Prancis diperkirakan mengalami kontraksi baik di sektor manufaktur maupun jasa, sementara Inggris diprediksi melaporkan pertumbuhan yang lebih lemah di kedua sektor tersebut.

Namun, sentimen konsumen di seluruh Zona Euro diharapkan membaik, mencapai level tertinggi sejak Februari 2022. Dalam hal kebijakan moneter, Hongaria diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap, sementara Bank of Russia kemungkinan akan menaikkan suku bunganya sebesar 100 basis poin akibat inflasi yang masih tinggi.

Asia dan Australia: Fokus Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Di Asia, Jepang menanti rilis CPI Tokyo bulan Oktober sebagai indikator awal jalur kebijakan BoJ, serta angka PMI terbaru yang diperkirakan akan menunjukkan sedikit moderasi dalam pertumbuhan aktivitas sektor swasta. India dan Australia juga akan merilis hasil survei PMI yang menjadi sorotan utama. Di Korea Selatan, pekan data penting akan didominasi oleh pertumbuhan PDB kuartal ketiga yang diharapkan menunjukkan rebound moderat, serta indikator kepercayaan bisnis dan konsumen untuk bulan Oktober. China, sementara itu, memiliki jadwal rilis ekonomi yang relatif tenang setelah pembaruan data terakhir yang menggambarkan latar belakang ekonomi negara tersebut yang genting. People’s Bank of China siap memangkas suku bunga pinjaman untuk mendukung transmisi langkah-langkah stimulus moneter terbarunya.

Pertemuan IMF dan KTT BRICS

Para kepala bank sentral global dan menteri keuangan akan berkumpul di Washington mulai hari Senin untuk menghadiri pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia, guna membahas cara-cara negara bisa menghadapi pertumbuhan rendah dan utang tinggi. IMF minggu lalu memperingatkan bahwa utang publik global diperkirakan akan melebihi $100 triliun pada akhir tahun ini, didorong oleh AS dan China.

Di sisi lain, Rusia akan menyelenggarakan pertemuan puncak BRICS mulai hari Selasa, yang dihadiri oleh para pemimpin dari Brasil, India, Cina, Afrika Selatan, serta negara-negara lain yang tertarik bekerja sama dengan kelompok tersebut. Rusia melihat pertemuan ini sebagai bukti bahwa upaya Barat untuk mengisolasi Rusia tidak berhasil, dan bertujuan untuk mengembangkan sistem pembayaran alternatif berbasis blockchain yang akan melindungi dari sanksi Barat.

Artikel ini diterbitkan oleh investing.com

Artikel Terkait