Bernstein Bagikan Pandangan Jangka Pendek untuk Harga Tembaga

Investing.com — Analis Bernstein memberikan wawasan tentang pasar komoditas, menyoroti potensi pergerakan harga tembaga. Mereka mengindikasikan bahwa meskipun tembaga saat ini menghadapi risiko penurunan terbesar lebih dari 20%, kemungkinan harganya mencapai biaya persentil ke-90 dianggap sangat kecil, kecuali jika terjadi resesi yang paling parah.

Para analis menunjukkan bahwa komoditas lain seperti nikel, aluminium, dan batu bara metalurgi sudah mendekati biaya persentil ke-90 mereka. Sebaliknya, penurunan harga tembaga tampaknya diredam oleh beberapa faktor yang dapat memberikan level dukungan kuat untuk harganya.

Menurut Bernstein, harga tembaga seharusnya menemukan dukungan kuat sekitar $7.500 per ton. Level dukungan ini ditopang oleh dua faktor utama: intensitas belanja modal proyek pertambangan brownfield dan persentil ke-90 dari biaya tunai C1 tembaga ditambah belanja modal berkelanjutan.

Perusahaan tersebut mencatat bahwa intensitas belanja modal untuk memperluas tambang tembaga yang sudah ada telah naik di atas $25.000 per ton. Misalnya, ekspansi tambang Bagdad milik Freeport memiliki intensitas yang diperkirakan sekitar $35.000 per ton, dengan harga insentif antara $3,50 dan $4 per pon tembaga.

Selain itu, persentil ke-90 dari biaya tunai C1 tembaga, yang mencakup belanja modal berkelanjutan, sekitar $6.700 per ton. Struktur biaya ini menunjukkan bahwa meskipun harga tembaga menurun, kemungkinan harga akan tetap berada di atas ambang batas ini, memberikan batas bawah untuk pasar.

Artikel ini diterbitkan oleh Investing.com

Artikel Terkait