Harga minyak melonjak 3% setelah Trump menjatuhkan sanksi pada perusahaan minyak Rusia teratas

Investing.com– Harga minyak naik tajam pada perdagangan awal Asia pada Kamis setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan sanksi terhadap perusahaan minyak terbesar Rusia, sebuah langkah yang berpotensi membatasi pasokan global.

Perkembangan ini membantu harga minyak mentah pulih lebih jauh dari level terendah lima bulan yang dicapai awal pekan ini, dengan data persediaan AS yang positif juga memberikan dukungan.

Kontrak berjangka minyak Brent untuk Desember melonjak hingga 3% menjadi $64,44 per barel, sementara kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate naik 3% menjadi $60,26 per barel.

Trump menjatuhkan sanksi pada Lukoil dan Rosneft Rusia

Departemen Keuangan Trump pada hari Rabu mengumumkan sanksi terhadap Lukoil dan Rosneft, dua perusahaan minyak terbesar Rusia, dan menyerukan gencatan senjata segera dengan Ukraina.

Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan perusahaan tersebut mendanai “mesin perang Kremlin,” dan bahwa Departemen Keuangan siap mengambil tindakan lebih lanjut terhadap Moskow.

Sanksi ini kini berpotensi memblokir sebagian pasokan minyak global, dan membantu meredakan kekhawatiran tentang kelebihan pasokan yang akan datang.

Pengumuman hari Rabu juga menandai perubahan sikap Trump terhadap Rusia, yang sejauh ini belum menjatuhkan sanksi langsung pada negara tersebut di masa jabatan keduanya. Trump sebelumnya tahun ini berusaha menekan pembeli utama minyak Rusia – India dan China – dan telah mengenakan tarif perdagangan tinggi pada New Delhi atas pembeliannya terhadap minyak Rusia.

Sanksi lebih lanjut terhadap Rusia atau mitra dagangnya dapat semakin mendukung harga minyak. Laporan terbaru mengatakan India menunjukkan kesediaan untuk mengakhiri pembelian minyak Rusia, dan dapat mencari minyak mentah dari sumber lain.

Secara terpisah, Uni Eropa juga memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia, menargetkan armada tanker bayangan Moskow sekaligus melarang semua impor gas alam cair Rusia.

Penarikan persediaan AS mendukung harga minyak

Harga minyak pulih dari level terendah lima bulan yang dicapai awal pekan ini setelah data menunjukkan persediaan AS menyusut tak terduga dalam pekan hingga 17 Oktober.

Persediaan menyusut sebesar 0,96 juta barel, berbanding dengan perkiraan peningkatan 2,2 juta barel. Penarikan persediaan bensin dan distilat juga membantu memicu optimisme terhadap permintaan di konsumen bahan bakar terbesar di dunia ini.

Pasar kini mencari lebih banyak petunjuk tentang ekonomi AS dari data inflasi konsumen utama untuk bulan September, yang akan dirilis Jumat ini.

Kekhawatiran atas ekonomi AS dan permintaan bahan bakar menjadi beban utama bagi harga minyak dalam beberapa minggu terakhir. Ketegangan dagang AS-China yang terus berlangsung dan menguatnya dolar juga memberi tekanan pada harga minyak.

Artikel ini diterbitkan oleh investing.com

Artikel Terkait